BLOK YANG BERISI TENTANG BAGAIMANA CARA UNTUK BERKEBUN, BERTANI DAN MEMBAHAS SEMUA PERMASALAHANNYA

dahsyad

Saturday, July 2, 2011

TEHNIK BUDIDAYA TEBU

TEHNIK BUDIDAYA TEBU 
Secara garis besar budidaya tebu dapat dibagi menjadi dua sistem, yaitu reynoso dan tebu lahan kering. Sistem reynoso digunakan pada lahan sawah yang pelaksanaannya sebagian besar secara manual. Sedangkan tebu lahan kering teknik budidaya dilakukan secara mekanisasi dan pengairannya sangat tergantung dari curah hujan atau suplisi air hanya di saat periode kritis.
Budidaya Tebu Sawah

Pada umumnya tehnik budidaya tebu sawah dilaksanakan dengan sistem reynoso, yaitu suatu sistem budidaya tebu yang dirancang untuk lahan basah, sehingga diperlukan suatu saluran (got) untuk mengatur muka air tanah.

Persiapan lahan dan pengolahan tanah

Pada sistem reynoso lahan dibuka dengan satuan 1 hektar sebagai luasan pokok. Kemudian dibuat bukaan dengan membuat saluran membujur (got malang) dan saluran melintang (got malang). Luasan satu hektar dibagi menjadi 10 petak (bak) yang dibatasi oleh got malang dan got mujur. Pembuatan got ini secara total dilakukan secara manual.

a. Pembuatan lubang tanam (juringan)
Pada sistem reynoso juringan dibuat secara manual dengan ukuran panjang 10 m dan lebar pusat ke pusat (pkp) 1,10 m, sehingga dalam satu hektar diperoleh 1.400 lubang tanam. Namun jika tanah semakin subur jumlah juringan dibuat lebih sedikit dari 1.400 juring. Juringan dibuat sedalam 40 cm agar nantinya perakaran dapat berkembang dengan baik. Mutu juringan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman selanjutnya.

b. Penanaman
Bibit yang digunakan di lahan sawah dapat berupa bibit bagal atau bibit rayungan. Umumnya digunkaan bibit dengan 2 mata untuk menjaga kepastian tumbuh. Dalam satu meter juringan ditanam 5 – 6 stek bibit. Waktu tanam yang ideal untuk tebu sawah adalah bulan Mei – Juni, sehingga pada saat panen bulan Juli – September tanaman sudah cukup masak dan memiliki bobot tebu yang tinggi.

Penanaman bibit diusahakan agar mata bibit menghadap ke samping. Apabila mata bibit menghadap keatas maka tunas akan muncul lebih dulu pada permukaan tanah daripada mata bibit yang menghadap kebawah. Keadaan tersebut disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh tunas untuk mencapai permukaan tanah menjadi dua kali lebih lama, secara perhitungan jaraknya saja sudah jelas lebih jauh untuk mencapai permukaan tanah sehingga mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam dan pertumbuhan tunas terganggu.

TEHNIK BUDIDAYA COKLAT/CACAO


PENDAHULUAN
Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan.Tanaman ini memiliki prospek yang sangat tinggi karena saat ini banyak perusahaan perkebunan caco yang beralih ke tanaman sawit sehingga ketersediaannya menjadi berkurang sedangkan permintaan akan cacao yang dibuat menjadi coklat ini terus bertambah.

Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.

TEHNIK BUDIDAYA KARET
1. Persiapan Lahan
    Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya, Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis
    polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C.  
    caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputa.Gunakan juga tanaman pelindung  
    seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan  
    pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)

2. Pembibitan
    Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah   cukup umur. Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu    gosok. Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan    Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari. Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan. Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam poliba Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag. Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50% dengan jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm. Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak. Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari. Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan. Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal. Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan. Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api.  

3. Penanaman
a. Pengajiran
   Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm. Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya  Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama

b. Lubang Tanam
   Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang

c. Tanam Bibit
  Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun. Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa. Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan.Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)

4. Pemeliharaan Tanaman
   Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon  Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali.

5. Pengendalian Hama & Penyakit
    a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ),
menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.

   b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ),
ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna  putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami  predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.

   c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge),
serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.

   d. Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ),
kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala  serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang  dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.

  e. Helopeltis antonii,
menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt  (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan  pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.

  f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae).
Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.

 g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora),
gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.

 h. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ),
menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat
dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

6. Pemangkasan
 Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu : Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris. Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya. Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.

7. Panen
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.

8. Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.

TEHNIK BUDIDAYA KARET


Karet adalah tanaman yang berasal dari negara Brazil dalam bahasa latin karet memiliki nama Havea Brasisilesnsis tetapi karet pada saat ini malahan dikuasai oleh negara di asia tenggara yaitu Indonesia dan Malasia.

Adapun cara penanaman tehns budidaya karet ini adalah sebagai berikut :

1. Pembibitan
    a. Persemaian Perkecambahan
        - Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat.
        - Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm.
        - Tebarkan Natural Glio yang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu.
        - Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di sisi Barat.
        - Benih direndam POC NASA selama 3-6 jam (1 tutup/liter air).
        - Benih disemaikan langsung disiram larutan POC NASA 0,5 tutup/liter air.
        - Jarak tanam benih 1-2 cm.
        - Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10-14 hari setelah tanam  
          dan selanjutnya  dipindahkan ke tempat persemaian bibit.

   b. Persemaian Bibit
        - Tanah dicangkul sedalam 60-75 cm, lalu dihaluskan dan diratakan.
        - Buat bedengan setinggi 20 cm dan parit antar bedengan sedalam 50 cm.
       - Benih yang berkecambah ditanam dengan jarak 40x40x60 cm untuk okulasi coklat dan 20x20x60
         untuk okulasi hijau.
       - Penyiraman dilakukan secara teratur
       - Pemupukan  PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali) GT 1 : 8 gr urea, 4 gr TSP, 2 gr KCl
          perpohon LCB 1320: 2,5 gr urea, 3 gr TSP, 2 gr KCl perpohon. POC NASA : 2-3 cc/lt air perbibit
          disiramkan 1-2 minggu sekali

 Pembuatan Kebun Entres
- Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi.
- Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.
- Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m.
- Pemupukan : a.  PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali)
                       b. Tahun I : 10 gr urea, 10 gr TSP, 10 gr KCl /pohon
                       c. Tahun II : 15 gr urea, 15 gr TSP, 15 gr KCl /pohon

2.Teknik Penanaman
    a. Penentuan Pola Tanaman
        pada saat karet berumur 0-3 tahun dapat dilakukan tumpangsari dengan padi gogo, jagung, kedele, dan
        > 3 tahun dapat dilakukan tumpangsari dengan jahe atau kapulogo
   b. Pembuatan Lubang Tanam
       Jarak tanam 7 x 3 m (476 bibit/ha), Lubang tanam :- okulasi stump mini 60 x 60 x 60 cm sedangkan
       okulasi stump tinggi 80 x 80 x 80 cm

  c. Cara Penanaman
      Masukkan bibit dan plastiknya dalam lubang tanah dan biarkan 2-3 minggu, Buka kantong plastik, tebarkan pupuk RP sebanyak 150 gr dan segera timbun dengan tanah galian

3. Pemeliharaan Tanaman
    a. Penyulaman
        Dilakukan saat tanaman berumur 1-2 tahun.
    b. Pemupukan dilakukan dengan pupuk tunggal atau pupuk majemuk. pupuk tunggal yaitu urea 60 kg/Ha
        dan RP 115 Kg/Ha, MOP 40 kg/Ha dan Kieserite 40 kg/ha.

4. Hama dan Penyakit
    1. Hama
        a. Kutu tanaman (Planococcus citri)
            Gejala: merusak tanaman dengan mengisap cairan dari pucuk batang dan daun muda. Bagian tanaman
            yang diisap menjadi kuning dan kering. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona.
        b. Tungau (Hemitarsonemus , Paratetranychus)
            Gejala; mengisap cairan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga tidak normal dan kerdil, daun
            berguguran. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona
   2. Penyakit
       Penyakit yang menyerang bagian akar, batang, daun dan bidang sadap, sebagian besar disebabkan oleh
       jamur. Penyakit tersebut antara lain :
       a. Penyakit pada akar : Akar putih (Jamur Rigidoporus lignosus), Akar merah (Jamur Ganoderma
           pseudoferrum), Jamur upas (Jamur Corticium salmonicolor),
      b. Penyakit pada batang :Kanker bercak (Jamur Phytophthora palmivora), Busuk pangkal batang (Jamur
          Botrydiplodia theobromae),
      c. Penyakit pada bidang sadap : Kanker garis (Jamur Phytophthora palmivora), Mouldy rot (Jamur
         Ceratocystis fimbriata)
     d. Penyakit pada Daun : Embun tepung (jamur Oidium heveae), Penyakit colletorichum (Jamur
        Coletotrichum gloeosporoides), Penyakit Phytophthora (Jamur Phytophthora botriosa)

    Pengendalian dan Pencegahan Penyakit karena jamur:
    - Taburkan Natural Glio sebelum atau pada saat tanam sanitasi kebun
    - Penyadapan tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dekat tanah
    - Khusus penyakit embun tepung, daun digugurkan lebih awal dan segera dipupuk nitrogen dengan dosis
      dua kali lipat dan semprot POC NASA 3-5 tutup/tangki.

4. Panen
Penyadapan pada umur + 5 tahun, dan dapat dilakukan selama 25-35 tahun.